Benar pepatah yang mengatakan gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Memang sebuah kebahagiaan jika aku bisa lepas dari segala masalah di dunia ini dan beristirahat dengan tenang di hadirat Sang Pencipta. Namun jika Dia masih menganugerahkan hidup bagiku, itu bukan sebuah kebetulan. Selagi aku hidup aku harus bekerja memberi buah. Buah yang manis bagi orang-orang di sekitarku. Bekerja, berkarya, berbuat yang terbaik untuk diriku sendiri, untuk keluargaku, untuk teman-temanku yang terkasih, untuk tempat dimana aku bekerja, untuk bangsa & negaraku, dan terlebih untuk kemulyaan nama Tuhan.
Aku nggak mau mati sebelum aku menjadi orang yang berguna.
Aku nggak mau mati sebelum aku berbuat sesuatu yang manis buat orang-orang yang kusayang.
Aku nggak mau mati sebelum aku menginspirasi orang-orang yang aku temui.
Aku nggak mau mati sebelum aku menjadi kesaksian yang hidup bagi kemulyaan nama Tuhan.
Biarlah saat aku mati nanti mereka boleh mengenangku sebagai ineke yang telah mengubah hidup mereka, ineke yang telah menginspirasi mereka, ineke yang telah berbuat sebuah kebaikan kecil namun membekas selamanya di hati mereka. Dan itu semua oleh karena anugerah Tuhan yang telah memberikan aku hidup, dan segalanya aku kembalikan hanya bagi hormat & kemulyaan nama Tuhan.
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. (Filipi 1:21-24)
