Perasaan Tertolak

Memiliki perasaan tertolak memang sisi buruk dari diriku sejak kecil. Minder, negative thinking, insecure. Itu sifat yang jelek banget, yang tidak seharusnya kumiliki, tapi kenyataannya jauh di lubuk hatiku aku punya perasaan tertolak itu.

Kemarin malam, aku makan di Sa'i bertiga sama My & Iys. Kami ngobrol2, eh salah, mereka yang ngobrol dan aku yang dengerin. Si My yang memang dasarnya ekstrovert seneng bgt ada temen ngobrol. Pasti ada saat2 ngomongin si A, si B, si C dll di tengah2 pembicaraan. Si My bilang si ini asyik orangnya, si itu asyik ngobrolnya, si sana orangnya komunikatif, si sini orangnya enak diajak rumpi, si artis ini ceplas-ceplos kalo ngomong jadi dia suka, dan sindiran2 yang lain.

Terus kami pulang, kebetulan My bonceng aku, dan dia ngomong, "Iys itu asik kan orangnya? Apalagi seandainya kalo ada Agt pasti lebih rame, Agt itu lucu rumpi gt orangnya". Duh seketika perasaan tertolakku muncul kembali. Iya aku akui aku orangnya diem, ngebosenin, gak asyik diajak ngobrol, gak kayak temen2nya yang lain, yang rame, yang asik, yang rumpi, yang lucu.

Aku sedih, beneran aku sedih...  My punya temen2 asyik kayak gitu oke lah, tapi plis jangan pernah bandingkan aku sama mereka. Aku sedih saat My bilang gt di depanku, seolah2 aku ini teman yang gak berharga buat dia dibandingkan mereka, seolah2 dia lebih bahagia bersama mereka dibandingkan bersamaku. Aku sedih, beneran aku sedih...

Padahal selama ini aku mengusahakan diri selalu ada di saat My senang dan susah, aku mengusahakan diri melakukan yang terbaik buat My (sampe kyk org bucin asli). Aku bukan pamrih dengan kebaikanku, tapi cukuplah usahaku untuk menjadi teman yang baik buat kamu, jadi tolong hargai itu.

Tulus sama bodoh itu beda tipis. Kasi aku hikmat ya Tuhan, kasi aku tanda kalo memang dia bener2 temen yang baik. Bukan karena kedaginganku yang memutuskan, tapi biarlah RohMu yang menuntunku. Kasi aku hikmat juga, bgmn aku harus bersikap & bertutur kata sama dia, supaya aku bisa cerdik seperti ular tulus seperti merpati.