»

Selasa, 05 September 2017

Isa

Nonton seorang youtubers terkenal, yg ternyata masih SMA, uwow bgt gak sih. Namanya Hanin Dhiya, yg terkenal di youtube gara2 suka cover2 lagu gitu, dan coverannya keren gila gak kalah dari penyanyi aslinya. Diliat dari umurnya jelas ini anak termasuk generasi milenial.

Yang aku mau bahas sekarang itu emmmmmm apa ya.... Di seumuran dia, aku teringat adek aku, Isa, yg jg seumuran sama Hanin. Sama2 generasi milenial, sama2 dikenal sama public, sama2 populer (walau tingakatan populernya masih beda hehe). Yg aku tau generasi milenial itu ga bisa pisah sama gadget alias hp-an mulu. Trs lebih males, tp lebih kreatif. Generasi kita beda lah. Aku masih suka kerja keras, masih suka bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

Jujur aja kadang aku masih suka memaksakan "habit"ku, ke Isa. Harus bekerja keras, harus pintar memanage uang, harus rajin bersih2, harus begini harus begitu. Aku seolah lupa kalo kita beda generasi, tantangannya beda, cara menangani tantangan itupun juga beda.

Kadang aku liat Isa itu kasian, udah berusaha keras tp tetep aja belum perfect di mataku. Kadang aku nyesel sama semua yg jadi "tuntutan"ku ke dia yg terlalu tinggi. Padahal kalo aku liat temen2nya yg lain malah banyak yg lebih "ndoweh" daripada Isa.

Kemarin pas long weekend aku numpang tidur di kosnya Isa. Banyak hal yang berubah dari dia. Kamarnya lebih rapi, dia lebih rajin membasmi jerawatnya, juga ada kotak uang tabungan dan uang persepuluhan, pas ke indomaret dia juga irit bgt, udah ngerti mana keinginan dan mana kebutuhan. Di satu sisi aku senang liat dia udah berubah dan dewasa. Tapi di sisi lain aku bener2 terharu, pasti dia udah berusaha keras untuk itu.

Aku cuma bayangin aja, Isa yg dari kecil dibesarkan dengan segala kecukupan & kelimpahan lalu tiba2 mengalami perubahan ekonomi keluarga yg mendadak. Beda sama aku, novi, dan mama yang udah agak terbiasa dengan keadaan menengah kebawah, dan terbiasa menekan ego kami untuk beli2 barang yg gak perlu. Tapi Isa beda, dia lahir saat ekonomi ortu kami sudah mapan, dia besar dengan segala kebutuhan dan keinginan yang tercukupi, ditambah lagi dengan popularitasnya di dunia dance yang membuat dia terbiasa menjadi bintang bersinar yg dipuja. Istilahnya, apa yg dia mau dia dapat.

Lalu semua itu berbalik 180 derajat setelah negara api menyerang, hehe. Setiap kali aku atau mama kasi uang pasti diikuti dengan petuah "diirit2 uangnya, ga usah beli yg gak perlu". Pasti berat sekali buat dia melakukan adaptasi itu. Di masa mudanya pasti dia pingin begini begitu, pasti dia pingin nongki2 cantik sama temen2nya, pasti dia pingin beli2 make up, sepatu, baju, dll supaya tetep eksis. Tapi sekarang dia bener2 harus menekan egonya itu.

Hampir 1 tahun berjalan setelah "negara api menyerang" itu, dan dia sekarang berubah menjadi lebih dewasa & bijaksana. Aku terharu dengan adaptasinya. Cuma bisa berdoa aja, Tuhan kasi hikmat kebijaksanaan buat Isa di masa mudanya supaya Isa pandai mengelola sumber daya yg ada padanya, baik itu uang, waktu, tenaga, & semua talentanya. Juga berdoa supaya di kemudian hari Isa bisa jadi orang sukses dan murah rejekinya. Amin.