»

Jumat, 27 April 2018

Aku ini biasa aja :)

Setiap hari jumat itu....

Istirahat panjang, dari jam 11 sampe jam 1. Yang lain pada ngegrab, ngegeng, ngemol, ngemam yg enak2. Sedangkan aku..... pulang ke kos, umbah-umbah, makan mie instan. 

Oh my God, sungguh tidak adil sekali hidup ini. Aku bukan sedang mengeluh, tidak. Aku hanya nelongso meratapi nasib. Ehhh itu sih sama aja hehe.

Tapi yasudlah, aku inget2 lagi motivasiku kenapa aku melakukan ini semua. Yup, demi keluargaku. Aku rela meninggalkan zona nyamanku, hura2ku, hedonismeku, ngirit makan mie instan tiap jumat, demi keluargaku. Supaya ada sedikit tersisa dari jatah mingguanku buat aku kasi ke mama/isa. Aku sedang belajar jadi anak yg baik buat orang tuaku, aku sedang berusaha jadi kakak yg baik buat adikku, aku sedang berusaha jadi adik yg baik buat kakakku. That's all. 

Teman2 makan pizza, aku bersyukur masih ada stok mie instan di kamar kos. Mereka shopping2 melulu aku bersyukur dengan baju & sepatu yg masih bisa dipakai. Mereka naik mobil bagus, aku bersyukur punya motor sederhana yg bisa mengantarku kemana2. Mereka pergi ke mall, karaoke, touring2 bahkan ke luar negeri, aku bersyukur dengan rumah nyaman yang penuh dengan cinta, tempat aku kembali pulang.

Aku hidup biasa aja, tidak kekurangan juga tidak berlebihan. Tapi berkat berlebih yang aku punya aku simpan untuk keluargaku, orang2 yg aku sayangi. Aku menahan diri untuk tidak terjebak pada hedonisme.

Aku gak peduli apa kata orang lain, apa yg mereka lakukan, apa yg mereka pakai, apa yg mereka makan, apa yg mereka posting & mereka pamerkan di sosial media. Mereka kira itu keren, tapi aku jauh lebih keren☺ Mereka mencari bahagia dengan apa yg tampak di depan mata sehingga pada akhirnya mereka selalu haus akan pengakuan orang lain. Aku berusaha untuk tidak meraih bahagia dengan sesuatu yg semu, tidak dengan harta kekayaan, keren2an, ikutan sesuatu yg hits, atau apapun. Aku meraih bahagiaku dengan caraku sendiri, yaitu membahagiakan orang2 yg aku sayang. Bukankah bahagia itu sederhana? ☺

Rabu, 18 April 2018

Hidayah bagi si alay

Menahan diri untuk tidak riya/pamer/mencari pengakuan itu masaoloh, beratnya minta ampun hahaha. Tangan ini rasanya gatel mau nyetatus wkwkwkwk.

Aku dulu tukang mencari pengakuan, aku akui itu. Begitu ada di tempat yg bagus langsung cekrik & upload. Begitu makan makanan enak langsung cekrik & upload. Begitu ngumpul2 seru2an langsung cekrik & upload. Tujuannya ya cari pengakuan, biar dikira keren, gaul gitu. Duh aku dulu begitu alay, begitu pamer, dan...... begitu menjijikkan hahaha (menjijikkan-nya terlambat disadari).

Yah begitulah sampai negara api menyerang & menyadarkan diriku. Hmmmm memang setiap manusia punya titik balik. Titik balik dimana dia dipaksa berubah oleh keadaan. Yah begitulah.... menyakitkan hahaha. Kalo bahasanya saudara seberang itu "mendapat hidayah dari azab".  Mulai saat itu aku jadi males foto2, males pamer, males mencari pengakuan, karena aku malu. Aku malu karena aku menyadari bahwa diatas langit masih ada langit. 

Aku foto2 tempat bagus, aku foto2 makanan, aku foto2 bareng temen2, sok2 ngeluh masalah kerjaan.....
hei hei hei... di luar sana ada orang-orang yang lebih gokil dari kamu tapi gak pamer. 
di luar sana banyak orang yang lebih keren tapi gak alay.
kamu itu siapa, baru gitu aja udah dipamer2in, gak malu apa sama mereka2 yg lebih master?
gak malu apa masih cetek ilmunya, kerennya, dan isi dompetnya tapi udah sombong? huahaha

Yah aku belajar banyak dari peristiwa negara api menyerang itu. Aku belajar gak egois, aku belajar gak mencari pengakuan, aku belajar tidak mencuri kemulyaan nama Tuhan, dan pada intinya adalah AKU BELAJAR UNTUK RENDAH HATI. Dan dari pelajaran itu, aku juga terima pelajaran tambahannya, yaitu aku bisa belajar menilai orang lain. Yihaaaa.... :D

Tapi dengan aku bertobat dari alay, riya, pamer, dan mencari pengakuan itu, bukan berarti aku langsung berubah 180 derajat hidup suci dan sederhana. Aku masih belajar kesana, belajar sederhana dan gak mencari pengakuan semata. Tapi kadang juga masih khilaf sih wkwkwk, ya Tuhan ampuni aku, hahaha. 



Ubah hatiku sperti hatiMu, kudus berkenan padaMu. Bagaikan emas yang murni, bentuk hatiku slalu. Biar kumenjadi ciptaan baru, bebas dari smua yang jahat. Serupa dengan gambarMu, sucikanku, kuduskan hatiku Tuhan :)


Diangkat dari kisah nyata... (bwahahaha)